Masa Putih Abu-abu

Walaupun warna seragamku putih dan biru muda, aku juga bisa bilang ini adalah sedikit cerita masa putih abu-abuku.

Setelah lulus dari SMP, aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah negeri. SMA Negeri 1 Purwokerto. Tentu saja ini adalah pertama kalinya aku duduk di bangku sekolah negeri. Banyak banget hal baru yang aku dapat dari sana. Dari teman-teman sampai rok panjang yang harus dipakai hampir 10 jam setiap lima hari dalam seminggu. 

Hal pertama yang aku dapat yaitu MOS. Saat-saat semua hal menjadi menegangkan. Keteteran dengan permintaan para kakak kelas yang aneh-aneh dan juga harus beradaptasi dengan lingkungan juga teman-teman yang masih asing. 

Oh iya, angkatanku adalah angkatan terakhir yang MOS-nya dibentak-bentak. Sementara adik kelas mendapat kebijakan untuk mengenal lingkungan sekolah dengan santai dan mudah. Okay, aku sangat iri. 

Kelas pertama. Wajah-wajah asing dan kaku. Itu first impression-ku saat masuk ke kelas kecil berisikan 40 anak beserta aku di dalamnya. Sebenarnya kelasnya tidak kecil-kecil amat, hanya saja jumlah anak yang banyak membuat kelas itu menyusut. Hahahaha. 

Aku masuk ke jurusan MIPA. Saat-saat itu sangatlah berat. Apalagi program 5 hari sekolah yang baru diberlakukan di sekolahku semester itu. Mungkin sebagian siswa berpikir bahwa 5 hari sekolah akan sangat menguntungkan dengan 2 hari libur disetiap akhir minggunya. Tapi, tidak denganku. Lima hari sekolah bagaikan neraka. Pulangnya terlalu sore padahal jam pelajaran tidaklah efektif dan sudah tidak fokus. 

Aku bergabung dengan organisasi jurnalistik dan mengambil extra biologi. Keduanya dilakukan sepulang sekolah. Walaupun merasa senang bisa menjadi bagian dalam keduanya, terkadang mereka menjadi beban bagiku. Hmm, jujur saja, nilai-nilaiku turun drastis dariada saat SMP. 

Kelas kedua. Aku sangat menyukai teman-teman kelasku. Mungkin aku tidak terlalu banyak berkontribusi di dalam kelas. Tapi, aku merasa nyaman dan rasanya setiap orang di kelas itu memiliki peran mereka masing-masing.

Saat itu aku menggambil langkah untuk melepas bebanku di kelas sebelumnya. Ya, aku keluar dari extra biologi. Beberapa temanku mengatakan sayang sekali karena aku keluar. Well, aku memang senang memperhatikan tutor dan membaca buku biologi. Tapi, sebenarnya ingatanku tidak sebagus itu. Aku harus benar-benar fokus agar dapat mengingat mereka semua. Jadi, itu tidak masalah bagiku.

Semester-semester itu cukup lancar. Aku lebih giat meningkatkan nilaiku untuk masuk ke universitas nantinya. Kelas ini diakhiri dengan study tour ke Bali. Sangat menyenangkan bisa menghabiskan beberapa hari full dengan teman-teman. Hm, aku harap bisa menghabiskan liburan bersama suatu saat nanti.

Kelas ketiga. Saat dimana teman-teman juga serius belajar. Final Battle yang disebut-sebut dengan nama Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Sekolah yang tidak ada satu tahun ini aku habiskan dengan sangat cepat. Tahu-tahu aja kami ujian dan... lulus.

Kelas terakhir yang berlalu sangat cepat dan berat. Tapi, aku senang. Masa-masa sekolah menjadi murid SMA sudah aku lewati. Yang dulunya merasa takut tidak bisa beradaptasi, mengeluh karena pulang sore, rok panjang yang menyebalkan, dan ini-itu lainnya.

Well, perjalanan ini diakhiri dengan pelepasan. Beberapa jam menggunakan kebaya dan duduk mendengarakan pidato. Satu per satu nama teman-teman disebut. Rasanya sedih. Karena aku merasa, inilah akhirnya. Akhir dari semua coretan penaku dan semua peluh yang pernah mengalir di pelipisku. Candaan dari teman-teman yang entah kapan akan bertatap muka kembali, juga celotehan guru-guru yang sudah jadi kenangan. Hm, tapi ya sudah lah. Aku sudah melakukan yang terbaik dan kini saatnya... libur panjang.

Jadi, begitulah kira-kira masanya. Tentu saja itu hanya beberapa lembar dari berlembar-lembar perjalanan putih abu-abuku. Well, mungkin di atas aku bilang akhir perjalanan SMA. Tapi, apakah ini akhir dari perjalanan hidup? Bagaimana jika itu semua barulah permulaan?

Love you to the sun and back,

Shinby

#Shinby #ShantiDebby #pelepasansmansa #smanegeri1purwokerto #lulus2018 #anaksma